29 research outputs found

    Technology Applications Based Ecosystem Conservation in the Beach Basaan, Southeast Minahasa Regency , North Sulawesi

    Get PDF
    In fact the use or the use of resources and territory or coastal area showed a significant rate. Yet on the other hand the availability of space and resources are in a dilemma because the rate is followed by the use of more that do not consider the sustainability of the resource. It is crucial to increase with increasing population. One of the consequences or impact most noticeably is the damage to the environment, both natural environment in general and specifically the environment of coastal areas. From various studies and concern, for while the environmental damage that occurs in the context of use (exploitation) of natural resources because of: 1) Lack of or perhaps the lack of an integrated approach to the planning and management of resources that are in the coastal region; 2) Lack of adequate information and data to be used as a reference in the management; 3) Lack of community involvement in the management of local government may hoarse coastal power. Management of small -scale coastal resources is an activity in the village / urban neighborhoods implemented as an effort of institutional capacity building and community, improving the quality of the environment, as well as socio-economic improvement of the quality of society by using technology appropriate management of coastal areas for the community. These activities are grouped into 3 categories: 1. Capacity building society in the management of coastal and marine resources through training and mentoring, 2. Environmental improvement activities that influence the activities in improving welfare, 3. The development of alternative employmen

    Structure Community of Mangrove at Tabulo Selatan Beach, Boalemo Regency

    Full text link
    This study aims to know the community structure of mangrove and the environmental condition in South Tabulo coast. Mean temperature at station 1, 2, and 3 was 310C, and water salinity varied between 28-30 ‰. Water pH was averagely 7 in all stations. Substrate measurements were visually done and through touches. Stations 1 and 2 had sandy muddy substrates, while station 3 was muddy. Mangroves of tree criterion were found 122 individuals of 7 species, Avicennia lanata, A. marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza, and Ceriops tagal. Field observations showed that the highest species density was recorded in R. mucronata. The highest species frequency was found in S. alba, R. apiculata, and R. mucronata, while the highest species cover and importance value index were recorded in S. alba and R. apiculata dan R. mucronata. Based on diversity index, it was found that only 7 species were found in the study sites and it belonged to good condition. It indicates that the study sites are still in good ecological condition.Abstrak Keywords : Mangrove, community, Boalemo, diversity, importance value. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas mangrove serta kondisi lingkungan di Pantai Tabulo Selatan. Berdasarkan hasil penelitian di Pantai Tabulo Selatan untuk pengukuran suhu pada stasiun 1, 2, dan 3 diperoleh hasil rata-rata 310C, dengan salinitas bervariasi antara 28-30 ‰. Pengukuran pH air pada semua stasiun pengamatan diperoleh hasil rata-rata 7. Pengamatan substrat dilakukan secara visual dengan cara meraba tekstur substrat pada setiap stasiun, dan substrat yang terdapat di lokasi penelitian pada stasiun 1 dan 2 adalah lumpur berpasir, pada stasiun 3 berlumpur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada semua stasiun dengan kriteria pohon telah ditemukan 122 individu dari 7 spesies yang ditemukan yaitu Avicennia lanata, Avicennia marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza dan Ceriops tagal. Berdasarkan pengamatana lapangan, kerapatan spesies tertinggi dimiliki oleh spesies Rhizophora mucronata, frekuensi spesies tertinggi dimiliki spesies S. alba, R. apiculata dan Rhizophora mucronata, penutupan spesies dan indeks nilai penting didapati spesies Sonneratia alba, Rhizophora apiculata dan R. mucronata.. Berdasarkan indeks keanekaragaman dapat dilihat bahwa hanya ada 7 spesies yang didapatkan pada lokasi penelitian dan termasuk dalam kriteria keanekaragaman baik. Hal ini menunjukkan bahwa di lokasi penelitian masih dalam kondisi ekologis yang cukup baik

    Mapping Of Mangrove Diversity In Kelurahan Tongkaina, Bunaken Sub-District, Manado

    Get PDF
    Penelitian ini berlokasi di kawasan pesisir pantai Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghitung keanekaragaman hutan mangrove serta memetakan zonasi pembagian jenis mangrove di tiga stasiun penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer berkaitan dengan kondisi biofisik ekosistem mangrove yaitu, struktur vegetasi dan luasan mangrove di daerah penelitian dan selanjutnya dianalisis. Kemudian data sekunder dikumpulkan dari berbagai kajian literature, dokumentasi dan tulisan-tulisan ilmiah serta peraturan Perundang-undangan terkait. Pada hasil yang diperoleh diketahui nilai indeks keanekaragaman mangrove di Tongkaina adalah 1,71 dimana nilai indeks ini tergolong dalam kategori keanekaragaman sedang, karena nilai H\u27 lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3, yang berarti produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, dan tekanan ekologis sedang. Indeks Keanekaragaman spesies tertinggi didapati pada Sonneratia alba dengan nilai indeks 0,37 dan terendah ada pada spesies Bruguiera gymnorrhiza yang memiliki nilai indeks yaitu 0,06. Pemetaan jenis mangrove dilakukan dengan cara pengambilan titik koordinat pada kuadran di tiga stasiun penelitian. Degradasi warna dengan simbol bulat di pakai untuk membedakan tiap spesies. Hal ini bertujuan agar dapat dengan mudah membedakan antar spesies secara visual serta dapat dijadikan salah satu metode kajian untuk memetakan keanekaragaman mangrove. Diketahui tingkat keanekaragaman mangrove tergolong sedang. Adanya kegiatan pertambakan dan tambatan perahu masyarakat membuat lahan mangrove semakin berkurang. Sangat diperlukan adanya perlindungan atau pelestarian melalui pengetahuan dan penyadaran kepada masyarakat, serta memberikan alternatif ekonomi bagi yang memanfaatkan mangrove baik untuk kebutuhan rumah tangga ataupun komersial, demi menjaga perkembangan kondisi yang lebih baik

    Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Terumbu Karang Di Desa Tumbak Kabupaten Minahasa Tenggara

    Get PDF
    KAJIAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN TERUMBU KARANG DI DESA TUMBAK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Ingrid Sembiring1, Adnan S Wantasen2, Edwin LA Ngangi2 ABSTRACT Coral reefs in the coastal village of Tumbak an area used by the public as a source of life to fulfill their daily needs. Activities that primarily use is as a source of food and livelihood as most of the villagers through fishing activities for sale. In fact, the availability of coral reefs in the country has led to the use of excessive and damaging ecosystems not only as a source of food and fishery commodities but also its designation as a building material. The purpose of this study was (1) to find out the background of the societies in the village tumbak, (2) to find out the type of use of coral reefs that have been done by the community. Keywords : coral reefs, socio-economic. ABSTRAK Terumbu karang di pesisir pantai Desa Tumbak merupakan kawasan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber kehidupan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kegiatan pemanfaatan yang terutama adalah sebagai sumber pangan dan sebagai mata pencaharian sebagian besar penduduk desa melalui kegiatan penangkapan ikan untuk dijual. Pada Kenyataannya, ketersediaan terumbu karang di desa ini telah mendorong terjadinya pemanfaatan yang berlebihan dan bersifat merusak ekosistem tidak hanya sebagai sumber pangan dan komoditi perikanan tetapi juga Peruntukannya sebagai bahan bangunan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui latar belakang sosial ekonomi masyarakat di Desa Tumbak; (2) Mengetahui jenis pemanfaatan terumbu karang yang telah dilakukan oleh masyarakat

    Profile of Mangrove Ecosystem in Bahoi Village North Minahasa Regency

    Full text link
    This study was carried out in mangrove forest of Bahoi, Likupang district, North Minahasa regency. It was aimed at knowing the ecological condition of the mangrove forest. Study stations were selected by determining representatives from each zonation and site condition. Results showed that mangrove species in Bahoi was dominated by Rhizophora mucronata, R. apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, B. cylindrical, and Sonneratia alba, with the highest density in station 1 shown by Rhizophora apiculata, 0.65 ind/m2, then station 2 and 3 by R. Mucronata, 0.93 and 0,63 ind/m2, respectively. The highest total density was recorded in station 2, 1.85 ind/40 m2, then station 1, 1.78 ind/40 m2, and station 3, 1.35 ind/40 m2, respectively. As conclusion, the ecological condition of mangrove ecosystem in Bahoi was categorized as good, and aware to be beneficial for the local community in ecological function as abrasion prevention and living environment of the aquatic biota and in economic function from ecotourism aspect, so that it was right to be managed in the form of ecotourism management
    corecore